Comparing Synchronus and Asynchronous Learning in Qur’anic Tahsin at Universitas Terbuka: A Study on Student Learning Outcomes and Processes
Abstract
Abstrak
Tujuan dari kajian penelitian ini adalah mendeskripsikan praktik tahsin al-Qur’an pada program pendidikan agama Islam Universitas Terbuka serta menganalisis capaian hasil belajar mahasiswa untuk mengetahui efektivitasnya. Mixed methods desain eksplanatori sekuensial adalah pendekatan yang diterapkan dalam penelitian ini. Data kuantitatif diperoleh melalui dokumentasi nilai dari 2.264 mahasiswa, sedangkan kualitatif diperoleh melalui observasi, wawancara semi struktur dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan sinkronus melalui daring tatap maya (virtual) yang dilaksanakan secara langsung (real-time) memberikan interaksi langsung, koreksi bacaan serta pemberian umpan balik yang efektif dalam pembelajaran praktik tahsin al-Qur’an diPAI UT. Sementara itu, pendekatan asinkronus memberikan keluasan waktu belajar mahasiswa baik mengakses materi ataupun Latihan mandiri sehingga tercipta kemandirian yang terarah. Pendekatan sinkronus dan asinkronus dalam pembelajaran Tahsin di Universitas Terbuka membentuk model blended learning daring yang dinilai cocok dalam upaya meningkatkan kompetensi membaca al-Qur’an di kalangan mahasiswa. Dilihat dari capaian nilai dimana lebih dari 75% mahasiswa mendapatkan nilai baik hingga baik sekali. Dalam pembelajaran praktik tahsin al-Qur’an di PAI UT berbasis keterampilan atau praktik, penggunaan pendekatan sinkronus dan asinkronus adalah kesatuan yang membentuk keterpaduan dalam pembelajaran sehingga tidak dapat dipisahkan satu per satu.
Kata Kunci: Sinkronus, Asinkronus, Tahsin al-Qur’an, Universitas Terbuka
Abstract
This study aims to describe the practice of Qur’anic tahsin (refinement of recitation) within the Islamic Religious Education program at Universitas Terbuka and analyze student learning outcomes to assess its effectiveness. A sequential explanatory mixed methods design was employed. Quantitative data were collected from the academic records of 2,264 students, while qualitative data were obtained through observation, semi-structured interviews, and document analysis. The findings indicate that synchronous learning through real-time virtual sessions (e.g., Zoom, Microsoft Teams) offers direct interaction, effective correction, and timely feedback in tahsin instruction. Meanwhile, asynchronous learning facilitates flexibility and autonomous learning, enabling students to access content and engage in self-practice at their own pace. The integration of synchronous and asynchronous modes forms a blended learning model that proves effective for enhancing Qur’anic reading proficiency. Over 75% of students achieved commendable academic performance. In skill-based learning contexts like tahsin, the combination of both methods constitutes an inseparable instructional unity.
Keywords: Synchronous, Asynchronous, Qur’anic Tahsin, Universitas Terbuka